yang mengunjungi gereja di antara para
jema’atnya juga benar-benar telah menurun menjadi 38 persen dari 67 persen pada
tahun 1970.
Di Denmark pertengahan Juli 2006,
suratkabar Verlinseek Tezn mewartakan, sejak tragedi 11 September 2001
lalu, agama Islam mulai mendapatkan sambutan yang cukup besar. Banyak warga Denmark,
khususnya usia pancaroba dan pemuda yang tertarik dengan Islam. Perhatian warga
Denmark terhadap Islam menimbulkan
kecemasan yang cukup besar di kalangan gereja rakyat, di antaranya yang
ditunjukkan pendeta kota Vyoburg, Karstein
Nessen: “Masuk Islamnya sebanyak 2500 warga Denmark merupakan pertambahan yang
di luar kebiasaan dan dalam fase yang sangat berdekatan. Ini menjadikannya
sebagai satu dari sekian banyak problem…”
Di Amerika,
meski Bush gencar mencitrakan Islam dengan aksi radikal, kekerasan dan bahkan
terorisme, namun pada kenyataannya penganut agama Islam terus saja menunjukkan
peningkatan dan eksistensinya. Di Washington dan sekitarnya, jumlah warga
Amerika yang masuk Islam terus meningkat. Mayoritas dari mereka itu sebelumnya
adalah penganut Kristen Katholik di mana usia mereka rata-rata antara 20-40
tahun.
Mereka memeluk Islam setelah mengkaji secara
mendalam melalui beberapa bidang mata kuliah di Universitas-universitas yang
berbicara tentang Islam. Juga, melalui teman-teman Muslim mereka atau pun
melalui berbagai kegiatan yang dilakukan organisasi-organisasi dan
lembaga-lembaga Islam di Amerika. Beralihnya mereka ke
agama Islam sama sekali tidak menimbulkan pemutusan hubungan dengan keluarga.
Mereka merasakan ketenangan batin yang tiada tara
semenjak masuk Islam. Menurut mereka, Islam telah menjawab sekian banyak
pertanyaan yang selama ini berkecamauk di kepala mereka.
Tidak hanya di Amerika, bahkan di Israel
juga. Saluran 7 TV Israel akhir Juli 2006 menyebutkan, jumlah wanita-wanita
Yahudi yang memeluk Islam dan menikah dengan pria muslim meningkat sepanjang
tahun 2006 ini. Berdasarkan catatan kantor urusan kependudukan Israel,
setiap tahun sekitar 35 wanita Yahudi memeluk Islam. Akan tetapi sepanjang
tahun 2006 ini dimana baru paroh pertamanya saja jumlah wanita-wanita Yahudi
yang masuk Islam sudah mencapai 42 orang.
Kaum Yahudi dan Nasrani khawatir dan
cemas atas semakin meningkatnya perkembangan Islam dan umatnya di belahan
dunia. Eropa yang Kristen akan terkikis identitasnya,
sebagaimana dikhawatirkan Paus Vatikan, Benediktus XVI. Padahal, bukan Islam
yang menyebabkan identitas itu meredup tetapi terutama semakin bertambahnya
kasus cerai, aborsi dan seks menyimpang yang menggerogoti masyarakat Eropa.
Kondisi inilah yang sesungguhnya akan membuat Eropa semakin kehilangan
identitas Kristen-nya.
Kekhawatiran serupa sudah pernah diungkapkan Ratu
Margrethe II dari Denmark,
tahun 2005 lalu. Ia menuding Islam sebagai ancaman bagi dunia global dan
mendesak pemerintahnya untuk tidak bersikap toleran terhadap kelompok minoritas
Islam di negara Eropa bagian utara itu. Ratu Margrethe II menyatakan, “Kita
harus menunjukkan bahwa kita menentang keberadaan Islam dan kita setiap saat
harus menghadapi resiko sebutan yang tidak mengenakkan atas apa yang kita
lakukan karena kita menunjukkan ketidaktoleransian kita… Kita ditantang oleh
Islam dalam beberapa tahun ini, baik secara global maupun lokal. Islam
merupakan tantangan yang harus kita hadapi dengan serius. Kita sudah membiarkan
isu ini mengemuka sejak sekian lama karena kita bersikap toleran dan malas.”
Di
Denmark terdapat sekitar 170 ribu warga Muslim. Agama Islam di Denmark menjadi
agama kedua terbesar setelah agama
No comments:
Post a Comment